Minggu, 28 September 2014

Komunikasi Politik dan Efek Internet

Trend, begitulah kata yang tengah mengguncang beberapa tahun terakhir. Ini bukan trend busana, tak juga tentang musik tetapi trend politik di tanah air. Trend komunikasi politik yang sedikit nyeleneh.

Semenjak tumbuhnya dunia cyber di Indonesia. Efek internet mulai menembus banyak bidang seperti pemasaran, edukasi, e commerce, industri kreatif dan lainnya. Pemanfaatan internet melalui sosial media, website dan mail untuk tujuan-tujuan tersebut diatas terbukti berhasil. "A global village suspect"  Begitulah seorang ahli komunikasi berkata.

Dunia perpolitikan juga tak mau kalah, strategi politik melalui aksi pemerkosaan maya pun mencuat. Maya (internet) memang bukan basa-basi. Mereka yang berkutat di dunia politik baik dengan label parpol atau pribadi melancarkan strategi-strategi dengan berbagai cara: propaganda, membentuk opini publik, image branding dan yang tak kalah menarik adalah sensasi ala artis pengen ngetop. Baik....!! Itu semua adalah taktik politik. Tapi apakah semua kicauan atau status mereka membawa pesan politik? Memang tidak, tetapi bagaimanapun upaya yang dilakukan. Positioning masyarakat terhadap para politisi sudah terbentuk sejak dulu. Apapun yang dilakukannya entah itu positif atau negatif, kebanyakan akan berpendapat bahwa postingan para politisi di dunia maya itu bertujuan untuk pencitraan. Menurut anda?

*tulisan ini saya buat saat istirahat sejenak ngerjain skripsi*

Senin, 15 September 2014

Memasarkan Produk Pariwisata Dengan Memanfaatkan Citra

Marketing atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan "Pemasaran" adalah aktifitas utama pada sektor Pariwisata. Kedua produk pariwisata baik Tangible dan Intangible, membutuhkan strategi pemasaran yang berbeda bila dibandingkan dengan produk non-pariwisata. Permasalahannya adalah marketer hanya memposisikan diri mereka sebagai seorang pemasar untuk mendapatkan profit sebesar mungkin, entah itu karena tuntutan dari perusahaan atau memang dari dalam diri sang marketer yang tidak mau "usaha" banyak.

Mendalami ilmu pariwisata dan ilmu komunikasi, membentuk pemikiran saya bahwa aspek komunikasi memiliki peranan yang sangat penting, terutama bagi mereka yang notabene bekerja sebagai Public Relations atau Marketing di perusahaan Pariwisata. Tak hanya di instansi swasta, tetapi instansi pemerintah juga perlu menata kembali sistem pemasaran mereka yang kebanyakan sangat klasik.

Menjual produk pariwisata tidak hanya sebatas mengharapkan kepuasan konsumen, ada komponen yang jauh lebih penting yakni kesetiaan. "Konsumen yang setia tak akan pernah berkata bohong, konsumen yang setia tak akan pernah berkhianat dan pergi ke pihak lain, konsumen yang setia akan memberi masukan baik itu berupa kritik maupun saran". 

Berangkat dari kata-kata tersebut diatas, marketers perlu belajar keras untuk mendapatkan kesetiaan dari konsumen maupun calon konsumen. Disinilah pentingnya peranan ilmu Public Relations. Melakukan pendekatan dengan cara-cara halus kepada konsumen, melalui stategi soft marketing dimana calon konsumen tidak akan melihat sosok anda sebagai seseorang yang bekerja di dunia pemasaran, tetapi sahabat. Seiring perkembangannya, public relations kini telah merambah sosial media sebagai lahan gerilya, secara ringkas silahkan baca tulisan saya yang berjudul: Sosial Media dan Pariwisata

Baca Juga: Komunikasi dan Politik

Nah, mungkin banyak yang tidak setuju, saya yakin akan banyak yang berkata "Itu pencitraan". Memang, strategi tersebut merupakan salah satu pencitraan positif yang memiliki manfaat baik bagi citra perusahaan dan juga citra sang marketers. Tetapi perlu diketahui bahwa citra adalah "apa yang keluar dari benak seseorang ketika sebuah label didendar atau dibaca, baik itu nama, perusahaan, atau julukan". Sedangkan pencitraan telah mendapat imbuhan pe- dan akhiran -an yang notabene identik dengan membentuk cara pandang publik dan kata pencitraan lebih cocok disematkan pada perusahaan/perseorangan yang dalam keadaan geting alias bernasalah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep serta tujuan dari pemasaran citra dan pemasaran pencitraan itu sangatlah berbeda.